Modal Interpreter Handal

Modal Interpreter Handal

BAB 7 KIRA KIRA BAB 16 KIRA KIRA BAB 19 KIRA KIRA

INTERPRETER GADUNGAN – Seorang lulusan bahasa Jepang yang memegang N1 atau ex Japan, lulusan Jepang, dan pintar. Apakah itu cukup untuk menjadi modal seorang interpreter handal? Apakah benar cuma itu saja yang diperlukan? Big No.

Modal Interpreter Handal
Pixabay

Mungkin sebagian dari kita berpendapat bahwa menjadi seorang interpreter handal haruslah mempunyai JLPT N1, lulusan Jepang atau Ex Jepang. Tapi, ternyata bukan itu aja lho yang mempengaruhi seseorang untuk menjadi seorang interpreter handal. Dan, akupun masih merasakan hal yang sama.

Menurutku, seorang interpreter handal adalah orang yang bisa mengkomunikasikan apa yang diinginkan orang lain kepada lawan bicara yang jumlahnya sedikit atau banyak. Dan, apakah benar modalnya harus N1?

Berikut ini aku akan sedikit menjelaskan modal interpreter yang harus dipunyai atau dikuasai calon interpreter handal. Poin yang akan aku sebutkan adalah hasil olah pikiran aku dan beberapa data dari grup grup penerjemah ataupun lowongan kerja yang sering aku temui.

Memang benar jika kita memegang N1 akan memudahkan kita dalam menginterpretasikan bahasa Jepang kebahasa lain atau sebaliknya. Tapi, bukan hanya itu saja lho modal utamanya.

1. JLPT

Jika kamu akan menjadi interpreter, usahakan kamu mempunyai sertifikat tes bahasa Jepang tersebut. Kenapa? Karena inilah bukti awal jika kita akan bisa menjadi interpreter atau tidak.

Bukankah seorang yang lulus N1 berarti dia fasih dalam berbicara bahasa Jepang? Belum tentu. Ingat, JLPT hanya mengetes kemampuan seseorang dalam pilihan bahasa Jepang, bukan menulis atau bicara. Jadi bisa saja seorang yang dapat N1, tapi nggak bisa ngomong sama sekali. Ada? Banyak.

Bagi pembelajar awal yang masih memegang JLPT n5, n4, atau n3 belajar lagi ya.

Baca Juga:

Dulu aku pernah interview di suatu tempat. Aku kaget banget pas dia bilang udah dapat N2, sedangkan aku masih N3. Pasti kalah jauh nih jika begini. Pasti nggak diterima. Dia juga punya resume yang bagus dengan bekerja di beberapa perusahaan besar.

Ketika interview, karena aku merasa mungkin udah kalah dengan lulusan yang bagus, aku nothing to lose aja pas interview. Aku keluarkan seluruh kemampuanku dalam berbahasa Jepang. Istilahnya bacot bebas. Tahu yang hasilnya? Bukan orang yang pegang N2, tapi aku? Kok bisa? Dan, setelah aku pikir pikir lagi, aku beberapa kali berbicara dengan dia, tapi memang dia kurang begitu banyak bicara (dalam bahasa Jepang), sehingga orang Jepangnya mungkin kurang sreg kali ya.

2. Kemampuan Genba (lapangan)

Jika kamu punya pengalaman tentang dunia genba, maka akan menjadi poin plus dalam pekerjaan seorang interpreter.

Bagian ini, aku paling kurang sekali. Pengalaman yang aku dapatkan dalam lapangan sangat sedikit, karna aku lebih banyak terjun kedunia pendidikan yang notabene sangat jauh berbeda dengan di lapangan pabrik. Kosakata yang akan kamu temui saat bekerja di lapangan akan jauh berbeda.

3. Adaptasi

Jika kamu supel, maka tempat manapun bisa kamu hadapi. Seorang yang kurang bagus dalam beradaptasi meskipun pintar bahasa Jepang, pasti akan tumbang. Hidup bukan sekedar tentang bahasa Jepang, ada rekan kerja dan kerjan lain yang menunggu.

Selama kamu bekerja, bertemanlah dengan siapaun dan selalu profesional. Jangan membawa masalah pribadi ke ranah kerjaan. Memang benar membawa ranah pribadi ke pekerjaan akan membuatmu semakin solid karena lebih dalam koneksinya. Tapi bisa juga akan menjadi boomerang. Kenapa? Ketika ada konflik, ranah pribadimu bisa terbuka.

Aku berusaha menjadi interpreter netral jika menyangkut pekerjaan, meskipun susah ya. Kenapa? Karena ada kalanya kamu akan condong ke bos Jepangmu atau orang Indonesia. Dan, nggak enaknya adalah mereka bisa menuduhmu pro ke satu pihak. Kamu pernah? Sering!

Modal Interpreter Handal
Pixabay

4. Tempat Belajar

Tempat kerjamu bisa jadi tempat belajar lho. Interpreter handal menjadikan semua tempat adalah wilayah belajar. Kamu belajar dari operator, supervisor, manager bahkan bosmu dalam segala hal. Dan kita dituntut untuk cepat memahami. Kok cepat? Iya, karena mereka biasanya mempunyai tenggat waktu.

Jika kamu slower learner, maka jam belajarmu harus ditambah, bukan hanya di perusahaan, tapi ketika di rumah juga usahakan untuk belajar lagi.

5. Percaya diri

Percaya diri harus kita punyai. Meskipun kita nggak tahu makna atau arti dalam suatu meeting, usahakan tetap tenang dan minta pemateri mengulang pembicaraannya. Biasanya mereka mengerti kok jika kita akan menanyakan lagi. Akan lebih baik jika panitia telah mempersiapakan isi meeting apa yang akan dihadapi.

6. Berani

Menurut aku, ini yang utama. Berani adalah sikap yang patut dipunyai siapapun, tidak terkecuali interpreter. Seorang interpreter atau calon interpreter harus siap dengan segala konsekuensi yang akan dihadapi. Bisa jadi rapat penting yang susah, materi yang membingungkan, atau rapat SKYPE yang nggak jelas audio nya. Kita harus berani mengambil kesempatan.

Sampai sekarang, akupun masih kurang bisa dalam mengambil sikap berani ini. Meskipun selalu dilakukan, tapi tetap aja rasa ragu menggelayut. Pengennya ketika ada rapat yang nggak dimengerti, aku sakit, atau kabur dari tempat itu. Bagi yang mau melamar kerja, pasti bingung, apakah aku cukup mampu menjadi interpreter yang diinginkan user? Banyak pertanyaan yang membuat kita takut. Tapi, cobalah untuk berani. Dengan berani, kita telah maju selangkah.

Mempunyai N1 memang penting, tapi poin lain juga penting. Ingat, jika kamu masih belum mampu, maka belajarlah dan selalu berpikiran positif agar segala halangan bisa dihadapi dengan baik.