INTERPRETER GADUNGAN – Selama tinggal di Jepang, berbagai pengalaman suka maupun duka telah aku alami. Berbagai pengalaman itu tentu saja akan memperkaya kehidupan kita. Salah satu kesukaan selama di Jepang adalah bisa menikmati keindahan alam yang belum aku rasakan. Sedangkan duka yang terdalam adalah jauh dari keluarga.
Berikut ini adalah beberapa suka dan duka yang aku alami selama bekerja dan juga menjadi pelajar di Jepang. Mungkin pengalaman ini hampor sama dengan yang lain.
1. Kangen masakan Indonesia
Masakan Jepang memang enak, tapi ketika lidah kita yang terbiasa masakan Indonesia jarang digunakan, maka kangenlah yang dirasakan. Biasanya aku akan ke Tokyo atau Isesaki yang jaraknya sekitar 2-3 jam dari kotaku. Demi masakan Indonesia. Lalu masakan Indonesia yang ada di Jepang sama enaknya dengan di Indonesia? Kalo dibilang sama iya, tapi beda. Seperti ada yang kurang.
2. Empat Musim yang Indah
Jepang memiliki 4 musim yang indah: musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Keempatnya memilili karakteristik yang berbeda. Bahkan, aku bisa mencium perbedaannya dengan hidungku. Musim semi adalah saat bunga sakura dan bunga bunga mulai bermekaran. Beberapa es juga mulai mencair dan udara mulai menghangat. Dilanjutlan dengan musim panas yang panasnya minta ampun. Biasanya panasnya itu menggigit dan sakit banget dikulit. Udara semilir juga hampir nggak ada. Musim gugur udara mulai dingin kembali. Daun berguguran dengan warna khas kecoklatan dan kemerahannya. Sangat indah jika kita jalan jalan di pegunungan. Terakhir adalah musim dingin. Jika salju turun, maka hanya hari itu saja yang indah, sisanya udara dingin menggigit dan juga membuat badan seolah membeku.
Baca Juga: Download Minna no nihongo edisi kedua
3. Waktu berjalan cepat
Jika kita di Jepang, hari seolah cepat berlalu. Sangat berbeda dengan Indonesia. waktu 24 jam seolah hilang nggak terasa. Mungkin saking sibuknya aku saat di Jepang.
4. Kompetitif
Kita semua kompetitif terhadap apapun. Aku merasa sangat kompetitif dengan teman lainnya entah dari siapa yang paling banyak duitkah, paling banyak belajar, paling banyak jalan jalan, dll. Tapi aku merasakan energi positif.
5. Indomie mahal
Indomie yang ada di Indonesia harganya cuma 2000-3000 rupiah, tapi jika di Jepang, bisa sampi sekitar 150 yen atau 15.000 rupiah. Harga yang sangat mahal. Ketika kita bisa beli Indomie, kita seolah menjadi orang kaya. Sebagai perbandingan, harga mie sejenis adalah 100 yen dapat 4 sampai 5. Terasa banget mahalnya kan?
Satu lagi, rasa Indomei juga nggak seenak di Indonesia. Mungkin micinnya dikurangi? Hahaha.
6. Teratur
Hidup di Jepang sangat teratur. Jika kita ingin kesuatu tempat, maka semuanya terjadwal dengan baik. Nggak ada alasan telat.
7. Orang Indonesia di Jepang sebagai keluarga
Karena keluarga kita jauh, maka pelajar, atau orang Indonesia yang ada di Jepang merupakan saudara kita. Saat aku merayakan hari raya di Tokyo, aku merasa sedih dan menitikkan air mata karena kangennya aku dengan keluarga. Melihat orang Indonesia yang ada di Jepang membuat rasa kangenku terobati, apalagi ada masakan Indonesia juga.
8. Jalan jalan
Kita bisa jalan jalan ke tempat mahal dengan kerja keras yang kita lakukan. Semakin banyak baito, maka semakin banyak duit yang diterima. Kita bisa jalan jalan ke tempat yang kita suka. Jika di Indonesia, mungkin akan susah sekali untuk jalan jalan meskipun kita telah bekerja keras.
9. Individual
Hampir sebagian besar individual, sangat berbeda dengan Indonesia yang dengan tetanggapun sangat ramah. Atau terlalu banyak ikut campur? Di apartment, aku malahan nggak kenal dengan tetangga kanan kiri kita. Untungnya aku berkenalan dengan nenek nenek depan apartemen yang baik sekali. Aku sering dijamunya dan dia juga biasanya menjamuku dengan teh atau snack lainnya. Aku sangat menikmati waktu bersama nenek Jepang ini.
10. Transportasi
Pintu Doraemon sangat pas jika digambarkan dengan Jepang. Kita bisa kemanapun dengan transportasi yang ada. Bus dan kereta sangat mengakomodir kita sebagai warganya. Ke gunung gampang, ke laut gampang.
11. Kerja nomor satu
Kerja di Jepang seolah menjadi prioritas utama selain dirimu sendiri. Mereka begitu bekerja keras terhadap pekerjanya. Nggak salah sih, cuma sampai keluarga juga dinomor duakan.
12. Jika tua menyedihkan
Tua pasti, tapi jika kamu harus sendiri atau masuk panti jompo, sepertinya bukan pilihan yang akan aku ambil. Disini, orang tua nggak begitu didampingi anak anaknya, tapi mereka akan ke panti jompo. Mungkin keluarganya nggak ada atau memang sibuk. Sangat berkebalikan dengan Indonesia.
13. Ekonom ulung
Hampir setiap hari, aku akan mengecek berapa kurs yen ke rupiah. Jika besar, maka aku akan segera mengirimkannya ke rumah, jika kecil maka aku akan tunda terlebih dahulu. Aku biasa menggunakan kyoudai agar terkirim ke Indonesia.
14. Jika mau, pasti bisa
Apapun yang kita mau, jika kita berusaha, maka apapun bisa kita raih. Ingin banyak duit, ya kerja dan duitnya insya allah banyak dan bisa digunakan untuk hal hal berguna atau sekedar hura hura. Tapi jangan malas ya karena bisa bisa hidupmu buntung.
15. Surga Internet
Internet di Jepang cepatnya minta ampun. Jika aku memakai wifi, aku bisa berselancar dengan gampang dan upload video atau gamparpun hanya dilakukan cukup menjentikkan tangan. Ketika aku balik ke Indonesia, oh my god. Kok siput begini ya?
Begitulah suka duka yang aku rasakan selama di Jepang. Jika kamu, suka dukanya apa?